Selasa, 21 April 2009
Penampilan dan aksi mereka disebut-sebut mirip L'Arc en Ciel.Jepang bak sebuah obsesi untuk keempat anak muda itu: Iman Taufik Rachman, Swara Wima Yoga, Sony Ismail Robbavani, dan Anton Rudi Kelces. Mereka menyukai segala hal dari negeri Sakura itu, mulai dari musik hingga anime.Kegemaran pada musik itulah yang akhirnya mampu menyatukan mereka. Dengan posisi Iman (vokalis), Wima (Bassis), Sony (Giaris), dan Anton (drummer), mereka menyatu membentuk grup band. Hingga pada November 2003, mereka mengikuti sebuah festival musik nasional. ''Saat itulah kita pertama kali manggung dan menyatakan saat itu juga kelahiran J-Rocks,'' kata Iman. Saat pentas mereka masih menggunakan nama J-Rockstar. Sebuah nama yang didapat dari stiker bertuliskan Rockstar yang tergeletak. Dari festival itu, mereka berhasil menjadi salah satu juara dan mendapatkan hak merekam satu lagu di dalam album kompilasi di bawah label Aquarius.
''Tapi, kemudian kita ditanya tentang lagu-lagu kita yang lain, ya kita kasih aja,'' kata Sony. Ternyata, lagu-lagu tersebut mendapat respons sehingga mereka pun menggarap album Topeng Sahabat yang berhasil diluncurkan pada 2005. Nama semula, J-Rockstar, harus dipangkas agar mudah ditulis dan diucapkan. Maka, mereka pun cukup disapa J-Rocks.Namun, perjalanan mereka ternyata tak selalu mulus. Penampilan dan aksi mereka disebut-sebut mirip L'Arc en Ciel, salah satu grup musik rock asal Jepang. Ada sebagian orang yang menganggap, dandanan sang vokalis sengaja dibuat mirip dengan Hyde, vokalis Laruku (sebutan untuk L'Arc en Ciel). Untuk pendapat miring macam ini, mereka punya jawaban sendiri. ''Kita ini penggemar berat L'Arc en Ciel, dan kita juga berharap bisa manggung bareng mereka. Jadi, kalau ada yang menuduh kita peniru mereka ya terserah saja,'' kata Anton. Bagi para personel, grup musik asal Jepang yang terbentuk tahun 1991 ini dapat membuka mata mereka terhadap jenis-jenis musik Jepang. Bahkan, karena band itulah, mereka kemudian bersatu...
Label: j-rock
0 komentar:
Posting Komentar